Summary dan Notes
ON EDUCATIONAL ADMINISTRATION (Theory, Research and
Practice’s book)
Karya: Wayne K. Hoy dan Cecil G.
Miskel (Singapore: Mc.Graw-Hill, 2008)
By. Muhammad Amar Khana, M.M.Pd.
Teori secara sederhana bukanlah spekulasi
ideal, juga bukan pikiran umum kebanyakan orang (common sense).
Karena fakta itu tidak berbicara sendiri tentang dirinya. Sebuah bingkai
kerja (frame works) sangat diperlukan untuk memberikan makna
fakta-fakta itu. Teori adalah sebuah satuan konsep, asumsi dan
penyimpulan umum yang saling berhubungan dan yang secara sistematik
menggambarkan dan menjelaskan perilaku. Teori menyajikan
bingkai kerja itu. Fungsi-fungsi teori organisasi dalam teori berkerja
sejalan menurut ilmu-ilmu Parraalam dan ilmu-ilmu sosial
lainnya. Ia menyajikan sebuah sistem penjelasan yang menghubungkan dengan
informasi yang tak berhubungan dan bertolak belakang. Sebagai tambahan,
teori menunjukkan pada riset empirik, membangun pengetahuan baru dan
menyajikan sebuah petunjuk rasional untuk bertindak. Teori dipertajam lewat
penelitian; dan bila teori berada dalam cahaya temuan-temuan riset, teori
bisa dipraktekkan ke dalam aksi induvidual. Jelasnya teori ditransformasikan ke
dalam praktek.
Karena itu maka kemudian ada
sebuah simbiosis dari teori, riset dan praktek. Walaupun bidang kita baru,
penuh dengan bias-bias pribadi dan penuh dengan kompleksitas yang terjal dalam kehidupan
organisasi, semua praktek harus didasarkan pada beberapa teori. Jika teori
didasarkan pada sistem-sistem yang logis, rasional, eksplisit dan kuantitatif,
maka praktek akan juga disebut rasional. Jika teori tak didasarkan pada
informasi, bersifat subjektif atau antirasional, maka praktek akan menampilkan
sifat-sifat seperti itu pula.
Organisasi-organisasi yang kompleks di
abad ke-20 memerlukan sekali studi administrasi dan pengembangan teori.
Kita dapat membicarakan tiga periode perkembangan ilmu pengetahuan
administrasi. Pertama, pemikiran organisasi klasik,
dimulai dengan adanya analisis ilmiyah Taylor tentang kerja. Analisis ini
difokuskan pada struktur organisasi formal. Studi-studi manajemen
ilmiyah dikonsentrasikan pada pekerjaan melahirkan efisiensi, khususnya
variabel-variabel psikologis, dan berikutnya dihubungan dengan
komponen-komponen manajemen itu sendiri. Fayol membuat daftar komponen-komponen
itu: merencanakan, mengorganisir, memerintah, mengkoordinasi dan mengawasi.
Gulick memperkuat komponen-komponen itu dalam akronimnya POSDCoRB.
Studi-studi The Hawthome menempatkan
organisasi informal di tengah-tengah sebuah filsafat baru tentang manajemen,
yaitu pendekatan hubungan
kemanusiaan (human
realations approach). Ketika manajemen ilmiyah telah dikritik
karena memperlakukan pekerja secara mekanik, hubungan kemanusiaan (human relation) selalu mengemukakan
pemecahan masalah yang tak sederhana.
Ketiga dan termasuk fase
kontemporer, pendekatan Pendekatan
ilmu perilaku (the
behavioral science approach). Pendekatan ini menyeimbangkan
pengakuan terhadap dua jenis organisasi formal dan informal. Perspektif ketiga
ini, dalam sebuah usaha menggabungkan pendekatan terdahulu, menggunakan metode
ilmu sosial dan perilaku modern (modern behavioral and social science methods) dalam
menganalisisnya.
Pendekatan ilmu perilaku dalam analisis
keorganisasian mengutamakan sebuah pendekatan teoritis dengan tiga perspektif
sistem kompetensi: sistem rasional, sistem natural dan sistem terbuka. Pada
awal pemikiran ini dicetuskan, Masing-masing memiliki pendukung dan
masing-masing memiliki penolaknya. Pendukung perspektif sistem
rasional memfokuskan perhatian pada pentingnya tujuan dan struktur formal
dalam menentukan perilaku keorganisasian, sementara itu analisis sistem
natural mengajukan argumentasi, bahwa organisasi-organisasi itu seperti
layaknya kelompok-kelompok sosial, semuanya secara pokok ditentukan oleh tujuan
dasar kelangsungan hidup (basic goal
of survival). Dengan kata lain, pandangan sistem rasional
menekankan pada pentingnyastruktur
pada individu, sementara pandangan sistem-sistem natural menekankan
pada pentingnya individu pada
strukturPandangan sistem-sistem terbuka menegaskan bahwa
organisasi-organisasi itu tidak hanya dipengaruhi tetapi juga tergantung
pada lingkungannya. Lagi pula, organisasi itu dihadapkan oleh desakan-desakan
natural dan rasional yang menganggap perubahan sebagai perubahan-perubahan
lingkungan; karena itu maka bentuk organisasi itu adalah sebuah fungsi
kondisi-kondisi lingkungan.
Pendekatan ilmu perilaku pada tahun
1950 dan 1960-an telah mengantarkan sebuah gerakan menuju lahirnya teori
dan riset bidang administrasi pendidikan. Tetapi kerusuhan politik dan
sosial tahun 1990-an mengilhami penekanan pembaharuan kembali untuk lahirnya
aksi dan hasil-haasil yang cepat. Tangtangan tahun 1990-an menjadi
jelas. Teori ilmu perilaku harus lebih tajam, lebih berdaya guna dan
lebih berorientasi pada siatuasi. Teori keorganisasian harus menjelaskan
elemen-elemen rasional dan natural dari perilaku sebagaimana
desakan-desakan lingkungan menjelaskan keduanya dalam keterkaitannya dengan
kehidupan keorganisasian. Jadi, teori sistem-sistem terbuka adalah bingkai
kerja teoritis yang umum dari naskah ini. Perspektif kita tidak hanya
terbuka tetapi juga pragmatis. Kami telah berasumsi bahwa peran riset dan teori
keorganisasian adalah membantu kita memahami dan menjelaskan aturan
dan tata tertib bidang perilaku keorganisasian. Bingkai kerja dan
teori dibicarakan dalam seluruh sisa-sisa naskah ini, untuk menawari
para administrator sebuah satuan kegunaan garis-garis petunjuk konseptual untuk
membantu mereka dalam usaha mereka memahami dan berhubungan dengan
kerumitan kehidupan keorganisasian.
Catatan :
1. Pembicaraan
baru dan penuh pendapat mengenai kegunaan teori keorganisasian bagi riset
dan praktek, lihat Bacharach (1989), Van de Ven (1989), Weick (1989), dan
Whetten (1989)
2. Perkembangan
pemikiran keorganisasian telah dibicarakan oleh sejumlah sarjana.
Pandangan-pandangan yang komprehensif dan sangat baik tentang hal tersebut
dikemukakan antara lain: Burrell dan Morgan (1980), Hage (1980), Pfefer (1982),
Gross dan Etzioni (1985) dan Morgan (1986)
3. Gareth
Morgan (1986) menyajikan sebuah alternatif dan cara baru memandang organisasi.
Dia menggunakan metafor-metafor untuk mengembangkan image tentang
organisasi yang berbeda dari perspektif sistem-sistem sosial yang digunakan
dalam bab ini. Morgan menggambarkan organisasi seperti mesin, organisme, otak,
budaya, sistem-sistem politik, penjara fisik, dan instrumen pengusaan.
Masing-masing metafor atau image menyajikan kebenaran menarik dan penting
mengenai organisasi-organisasi.
0 komentar:
Posting Komentar